A.
Pengertian Majalah Dinding
Majalah dinding atau yang biasa diakronimkan menjadi mading
adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana.
Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di
dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang
sejenisnya.
Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud
tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk
kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki
silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif.
Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading
tampak menarik.
Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton,
atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong
relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan
dengan situasi dan kondisinya.
B. Manfaat Majalah Dinding
Mading memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Media Komunikasi
Mading adalah media komunikasi
termurah untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkup tertentu. Mading
yang dipasang di balai RW, halaman kantor desa, gereja, masjid, sekolah, atau
di fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat
komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat
bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema
dan keperluan yang aktual. Bila sebuah desa sedang menghadapi lomba desa,
sangat mungkin mading yang ada di kantor desa dan balai RW akan berbicara
tentang topik lomba desa.
Demikian juga kalau hari Natal tiba, semua aktivitas yang
menyangkut gerejani akan diuraikan lebih banyak. Begitu pula bila umat Islam
tengah berlebaran. Permasalahan yang menyangkut Lebaran akan lebih mendapat
prioritas dalam pemuatannya. Sama halnya bila hari Kebangkitan Nasional sudah
dekat, pasti mading dari SD sampai Perguruan Tinggi berbicara tentang Budi
Oetomo, Ki Hajar Dewantoro, tokoh-tokoh pendidikan, dan bermacam tema yang
tercakup dalam dunia pendidikan.
Dengan adanya mading, bermacam informasi dapat disampaikan
secara mudah ke seluruh wilayah sesuai dengan lingkup yang direncanakan. Dengan
membaca mading, banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi
perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu
perenungan.
2. Wadah Kreativitas
Pada umumnya kegiatan anak muda
tidak pernah sepi dari kreativitas, misalnya olahraga, olah seni, keterampilan,
permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis. Lewat karya
tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi
penulis, majalah dinding adalah tempat untuk mencurahkan bermacam ide. Beragam
gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan
jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Maka tepatlah apabila
mading digunakan sebagai wadah curahan kreativitas kawula muda karena didukung
oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang murah.
Dari sisi lain, pembaca akan
mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan,
kerinduan, keprihatinan, dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat
disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain,
terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Mading dapat
menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan orang lain,
dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan,
berkomentar, berolok-olok, mengkritik, serta masih banyak lagi yang lain.
Sebagai anak muda yang peka
terhadap sekelilingnya, dengan melihat fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja
timbul persoalan, maka mading akan menjadi dorongan untuk melahirkan tulisan
guna melepaskan atau menumpahkan segala macam gagasan dan pikirannya.
3.
Menanamkan Kebiasaan Membaca
Dunia akan menjadi luas bila kita
senang membaca. Untuk itu, kegemaran membaca harus ditanamkan. Dalam hal ini
mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat tanpa dihadang
oleh sejumlah kesulitan. Mading dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka
waktu yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya
menghendaki, mading dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan yang
bersifat aktual sesuai lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis
masyarakat sedang-sedang saja, mading dapat diganti tiap bulan atau tiap-tiap
minggu.
4. Pengisi Waktu
Banyak kawula muda tidak dapat
mengisi waktu luangnya dengan baik. Kelebihan energinya dibuang percuma. Entah
bercakap-cakap di tepi-tepi jalan, merokok, minum, membentuk "geng",
mencoret-coretkan identitas "kelompoknya" dengan cat semprot
(baca:pilok) di sembarang tempat, dan masih banyak lagi yang lain. Semua itu
sebenarnya dapat ditangguhkan dengan membaca mading, kemudian aktif menulis.
Apabila kelebihan tenaga yang diboroskan itu digunakan untuk menulis dalam
lembaran mading, tentu akan banyak bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan
jiwanya. Di samping itu, tentu juga bermanfaat bagi pihak lain.
5. Melatih Kecerdasan Berpikir
Membaca mading akan membangkitkan
gairah untuk mencari bacaan lain lewat "umpan" yang disajikan dalam
mading. Sangat mungkin sajian-sajian mading itu belum sepenuhnya memenuhi
selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan mading berperan sebagai perangsang
bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap. Kebiasaan
membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam berbagai bidang. Semakin banyak
membaca, pengetahuan siapa pun akan bertambah.
Secara tidak langsung hal itu
akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Dengan demikian, jelaslah bahwa
mading menjadi "terminal awal" yang dapat menjembatani lahirnya
pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya kecerdasan.
6. Melatih Berorganisasi
Menghadirkan selembar mading
berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun semua yang terlibat
di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan kerja tim atau kerja
kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan,
kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan mading, secara
otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait dengan
aktivitas di dalamnya. Mading akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan
perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang
yang menjalin kerjasama antarbagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara
langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar
setiap tumbuhnya organisasi.
7. Mendorong Latihan Menulis
Berdasarkan pengalaman, banyak
penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari
senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka
wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan
secara lebih profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar